Selasa, Maret 03, 2009

ASUPAN ZAT BESI PADA REMAJA PUTRI USIA 10-14 TAHUN DI PULAU BARRANG LOMPO MAKASSAR TAHUN 2003

Rahmawati Abbas1 ,Veni Hadju1,Burhanuddin Bahar1

1Bagian Gizi Masyarakat, Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Hasanuddin


ABSTRAK

Defisiensi besi merupakan defisiensi zat gizi mikro paling banyak di dunia dan untuk Indonesia prevalensi anemia gizi pada remaja putri masih tinggi yaitu 57,1%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan zat besi pada remaja putri usia 10-14 tahun di Pulau Barrang Lompo Makassar. Jenis penelitian ini survei deskriptif dengan jumlah sampel 105 orang yang diambil secara acak sederhana. Status gizi ditentukan dengan indikator antropometri BB/TB berdasarkan standar WHO-NCHS. Penilaian jumlah asupan zat besi menggunakan food recall 24 jam dan pola asupan zat besi menggunakan food frequency. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan rata-rata zat besi sebesar 3,72 mg dimana 0,6 mg (16 %) adalah heme dan sisanya (84 %) adalah nonheme. Pemasok zat besi terbanyak dari golongan pangan hewani adalah ikan (10,4 %) dan dari golongan sayuran adalah daun kelor (9,9 %). Dari segi kuantitas, asupan zat besi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah ikan, sayuran dan buah-buahan yang umumnya dikonsumsi masing-masing sebanyak 50 gram/hari. Sedangkan untuk penghamba zat besi yang umumnya dikonsumsi adalah teh (60,9 %) dengan asupan rata-rata 1 gelas pada pagi hari. Dari segi kualitas, sudah cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang memiliki pola asupan zat besi diatas rata-rata (82,9 %). Namun dari segi kuantitas, asupan zat besi responden masih kurang sehingga disarankan kepada remaja putri untuk meningkatkan jumlah asupan makanannya terutama bahan pangan sumber zat besi dan pelancar penyerapan zat besi.


Kata Kunci: Remaja putri, zat besi, anemia, kepulauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar